Tak seorang pun tahu apa yang telah terjadi pada Ardy. Semuanya terjadi begitu saja, tanpa didahului mimpi apa Ardy semalam. Pagi itu, Ardy terbangun tanpa bisa menggerakkan tubuhnya sama sekali!
Semua tubuhnya telah menjadi lumpuh, kecuali bola matanya yang bergerak tak tentu arah. Bergidik ketakutan tanpa bisa berteriak. Pandangannya seolah-olah mempertanyakan dan histeris: “Apa yang telah terjadi pada diriku?! Siapa yang telah berbuat ini pada diriku?! Apa salahku?!”
Tak ada yang bisa menjawab. Semuanya hening. Hingga Ardy pun menyangka kalau pendengarannya pun telah lumpuh. Sampai … muncullah seekor La Puva! Tahukah kamu, binatang apakah La Puva itu? Ssst, jangan bilang siapa-siapa. Berhati-hatilah kalau kamu mengucapkan kata “La Puva”. Jika tidak, bisa-bisa kamu akan mengalami persis seperti yang terjadi pada Ardy.
Ardy pun terbelalak! Dia baru menyadari kesalahannya. Tadi malam, tepat sebelum matanya terpejam, mulutnya membisikkan kata “La Puva”. Sebuah kesalahan yang fatal! Matanya bergerak-gerak begitu cepat, mencoba menstimulasi otaknya agar bisa menemukan rekam jejak kehidupannya seminggu yang lalu.
Ardy ingat, ia pernah membaca tentang binatang La Puva pada sebuah situs yang hanya satu-satunya di dunia maya. Memang tidak dijelaskan apa itu La Puva, tapi di sana dijelaskan beberapa tahapan agar seseorang yang terkena kutukan La Puva bisa kembali normal. La Puva. La Puva. La Puva. Bola mata Ardy terus berputar. Benar-benar mengerikan jika kamu bisa melihat sendiri putaran bola matanya yang begitu cepat dan tak tentu arah.
Bola matanya kemudian membelalak! Ardy tahu ada 3 (tiga) tahapan agar seseorang benar-benar bebas dari kutukan La Puva. Tahap pertama–Ardy mencoba mengingat-ingat–ia harus mengucapkan sebuah mantra. Tahap kedua … ia harus menemukan air suci dan membasuh tubuhnya dengan air itu. Tetapi tidak dijelaskan dimana ia harus mencari air suci itu dan bagian tubuh mana yang harus dibasuh.
Mata Ardy berkalibut. Resah tak berujung. Otaknya telah diperas begitu rupa oleh La Puva. Butir-butir air mulai keluar dari seluruh pori-pori di kulitnya. Pakaiannya telah kuyup. Mata Ardy terus bergerak. La Puva terdiam. Tahap ketiga … La Puva tiba-tiba bergerak mendekati Ardy. Entah mengapa bola matanya langsung terhenti! La Puva tampak tak bersayap, tapi Ardy tahu–entah dari mana–kalau binatang ini bisa terbang. Ardy tahu kalau sayap-tak-terlihat La Puva telah membekukan matanya. Sayapnya begitu cepat bergerak hingga tak bisa ditangkap oleh mata manusia. Suaranya pun tak ada.
La Puva menyeringai. Ardy bergidik. Tubuh La Puva yang kecil–Ardy sekilas melihatnya seperti kumbang–bergerak secara dramatis. Tubuh La Puva bercahaya. Ardy terpesona melihatnya. Gerakannya begitu sakral, sangat religius. Ardy tahu–entah bagaimana–bahwa La Puva itu … sedang melakukan gerakan-gerakan yang mirip dengan yoga. Gerakan yang harus dihafalkan dan dihayati oleh seseorang yang terkena kutukan La Puva. Inilah tahap ketiga yang hilang itu!
Ardy membutuhkan pertolonganmu. Kutukan La Puva bisa lepas jika kamu menolongnya. Kamu tidak perlu tahu apa La Puva itu. Yang terpenting, kamu harus cari tahu mantra apa yang harus dirapalkan Ardy. Itu saja.[]
huaaaaa… mantra apa? mikir dulu yaa…
waktunya brp lama? sebulan? xixixi…
>> Shinta : Kelamaan, Shin! Keburu ada sambungan berikutnya yang lebih membingungkan … ^_^
la punya itu siapa? wah ini cerita ya, bagus mengimajinasikan pikiran untuk berlatih menulis
ini ardy yan9 di fitnah sahabatnya itu bang?
sekarang kena kutuka La puva? kasian ardy yah… 😀
ardy baca ini ajah.. : abarakadaraka,ouvase,trigulasodaplus,Lapuvaaaaaaaaaaa..
dijamin bingung
*eemm jadi inget si arquelaa*
La Puva? kamu tak perlu tahu apa itu, yang penting kelanjutannya mana hehe.
>> rumah sehat : Hehehehehehe … Tadinya tidak diniatkan jadi cerita misteri. Asal nulis saja, nggak tahunya jadi begini. Yuk, nulis….
>> wi3nd : Wah, mantra2nya luar biasa. Pasti karena pengalaman ya, Wi3nd? Eh, emang dah selesai Arquella-nya?
menarik sekaliiiiiiiii!! 😀
saya tunggu lanjutan dan kisah-kisah lainnya, hihihihi.
salam kenal yaaa 😀
>> Ratri : Salam kenal kembali. Senang sudah dikunjungi … ^_^
>> Gema : Oke, tunggu saja lanjutannya … ^_^
apa tu la puva..?
penasaran euy…
>> Fyrdha : Mau tahu? Tunggu saja lanjutannya … ^_^
he he…ituh asal ajah ban9,pen9alaman mbaca apa karna kebanyakan membaca yah hihi..
udah selse arqunya..
nun99u sekuel kedua 🙂
>> wi3nd : Hehehehehe … cuma bercanda, jangan diambil hati. Saya pun juga sedang menunggu keduanya, nih. Btw, penulisnya anak pertama dari Ust. Hilman Rosyad lho!
oowwwhh anaknya pak ustad?!
tadinya aku kira dari jepun,taunya didepok tin99alnya he he…
well.. nicelah 🙂
>> wi3nd : Ya, dia pun masih SMU hihihihihihi
eh la puva itu beneran? jwb y! serius nih,! jado takut
>> tika : Kalau menurut Tika sendiri?
la puva itu bnreran gak sih???
kok kyaknya nyremin bgt…
eh sebenernya la puva itu bener apa enggak sih? penasaran buanget nih! plis jawab yang jujur!
terus kelanjutan ceritanya kok gk ada?
la puva itu bentuknya kaya pa? bener atau engak? menyeramkan atau tidak?
jawab ya! jawab ya! jawab ya!
maf ya kalau pertanyaannya ke banyakan (‘v’)
>> tika : Cerita berikutnya sedang disusun. Ini perlu keseriusan tersendiri dan tak boleh main-main. Tunggu saja kabar yang sebenarnya. Sabar yaaa … Tika
@ BANG ASWI : ok deh tika tunggu!
>> Tika : Good girl!
@bang aswi: ceritanya bagus banget, tapi cerita ini……..kan? soalnya aku dah nyoba di rumah n hasilnya………………. biar ceritanya deh yang ngelanjutin. OK deh bang aswi aku tunggu ceritanya!
bang aswi tar kalau dah ada ceritanya kasih tau ya!
kasih taunya lwt e-mail ja!
makasih
>> rafflesya : Sip-sip deh!
>> tika : Otreh!