Setelah sampai di perempatan Buah Batu, dia langsung berjalan menyeberangi jalan Soekarno Hatta. Niatnya sih mau langsung naik angkot 22. Di tengah jalan kakinya, sosok itu melihat ada keramaian di dekat putaran balik, tidak jauh dari gedung Yogya Group. Sekilas, dia menyimpulkan bahwa ada kecelakaan lalu lintas.
Setelah makin dekat, dia pun masuk ke dalam kerumunan orang-orang. Secara cepat, sosok itu mendapatkan informasi bahwa ada kecelakaan antara motor entah dengan mobil atau kecelakaan tunggal. Yang pasti, ada satu orang korban dengan motornya yang sudah terguling di pinggir jalan. Mungkin sudah dipindahkan.
Entahlah, saat itu tidak ada satu orang pun yang berinisiatif membawa korban ke rumah sakit terdekat. Masing-masing sibuk menonton dan mencari informasi saja kenapa-kenapanya. Wajar, tidak semua orang mau terlibat dengan kecelakaan yang korbannya notabene adalah orang asing.
Namun sosok itu merasa kasihan. Entah dari mana energinya, dia pun memutuskan untuk membawa korban ke rumah sakit terdekat. Kebetulan dia tahu bahwa rumah sakit terdekat adalah RS Muhammadiyah yang berada di Jl. KH. Ahmad Dahlan. Bergegas, dia pun meminta tolong agar korban segera diberi pertolongan.
Dia meminta ada yang mau menghentikan angkot di seberang jalan. Meminta orang-orang untuk mengangkat korban ke atas angkot, lalu meminta salah seorang dari mereka untuk menemaninya ke rumah sakit. Di atas angkot, sosok itu tahu bahwa korban mengalami pendarahan parah di kepala bagian belakang.
Dia lalu memeriksa dompet dan ponsel korban, mencatat informasi rumah dan nomor telponnya, disaksikan oleh satu orang yang ikut bersamanya. Sampai di rumah sakit, korban langsung segera dibawa ke IGD, dia sendiri langsung menghadap satpam rumah sakit dan menceritakan semua kronologisnya.
Dia memastikan bahwa satpam langsung menelpon keluarga korban. Bagaimanapun, memang lebih bijak kalau menelpon seseorang yang tidak dikenal harus orang yang memiliki wewenang, agar tidak dicurigai. Ambil amannya, lah. Setelah semuanya beres, dia pun melanjutkan perjalanannya untuk segera pulang ke rumah.
Pengetahuan tentang keberadaan rumah sakit ini begitu penting. Jika kita tinggal di suatu lokasi, lakukan pemetaan di mana fasilitas kesehatan berada. Apotek, klinik, puskesmas, dan termasuk rumah sakit. Amit-amit kalau kita sakit, namun musibah tidak bisa dihindari. Dengan mengetahui lokasinya, kita bisa bergerak cepat.
Lalu bagaimana jika kita benar-benar tidak tahu di mana rumah sakit terdekat itu? Zaman sekarang sudah begitu canggih, harusnya mudah saja dengan menggunakan ponsel yang dimiliki. Itu pun kalau tidak bisa mengandalkan pada orang-orang di sekitar. Bisa menggunakan mesin pencari atau bisa juga dengan aplikasi.
Hanya itu? Tidak juga. Ternyata ada juga informasi untuk mencari Rumah Sakit Terdekat. Pada cerita di atas, sosok itu beruntung karena mengetahui Bandung dengan baik. Dia tahu di mana letak rumah sakit terdekat dari tempat kejadian kecelakaan sehingga bisa dengan segera membawa korban ke sana.
Pada kejadian yang berbeda, anak bungsunya pernah bersusah payah menarik nafas. Ya, asmanya kambuh. Sang Belahan Jiwa memeluknya erat sambil terus mengusap-usap punggungnya dengan lembut. Sosok itu terus memacu motornya dengan cepat, sambil berhati-hati agar tidak celaka.
Dia tahu benar bagaimana rasanya susah bernafas hanya karena ada saluran yang menyempit di jalur pernafasannya. Sampai akhirnya mereka bertiga sampai di RS Muhammadiyah Bandung. Mereka masuk UGD, Adik Anin mendapatkan pertolongan pertama dengan cara di-nebulizer. Lambat laun, pernafasannya kembali normal.
Semoga saja kita selalu dijauhkan dari kejadian yang tidak diinginkan, apalagi kalau berhubungan dengan masalah kesehatan. Ini peristiwa darurat. Kita harus siap dengan segala sesuatu dengan mempersiapkannya sedini mungkin. Memberi manfaat. Kita harus bersyukur dengan kesehatan yang dimiliki sekarang. Entah nanti. Wallahu’alam.[]
0 Comments