Gelaran ITB Ultra Cycling Challenge (IUCC) 2021 telah selesai tepat pada pukul 20:00 WIB bersamaan dengan waktu cut off time (COT) untuk kategori 220K pada hari Sabtu (27/11/2021) di Kampus ITB Cirebon. Wajah-wajah ceria dan rasa puas tampak terlihat dari para peserta yang sudah memenuhi salah satu aula gedung. Mereka berhasil melewati tantangan yang bisa jadi di tengah perjalanan merasa kesal karena rute yang tidak biasa.
IUCC 2021 merupakan lomba offline berformat exhibition karena kapasitas terbatas di era pandemi. Race ini epic karena melewati ruas jalan tol Cisumdawu yang dalam waktu dekat akan difungsikan. Rutenya adalah ITB to ITB, dari ITB Ganesha, ke ITB Jatinangor, dan berakhir di ITB Cirebon. Memiliki 2 (dua) kategori jarak, yaitu Kategori GaDuh yang berjarak 220 km (EG 2.600m) melalui Jatigede, dan Kategori Ceria yang berjarak 150 km (EG 1.300m) melalui Bukit Paralayang.
Peserta merasa kesal karena misalnya untuk Kategori Ceria, mereka diberi rute yang nyaman. Jalan yang landai meski terus menanjak, ketemu jalan tol yang mulus, lalu turunan asyik sejak Cadas Pangeran hingga keluar kota Sumedang. Namun setelah menguras tenaga sepanjang 100-an kilometer dengan cuaca panas, tiba-tiba saja langsung diberi tanjakan 'lada' menuju Bukit Paralayang. Tanjakan biasa sebenarnya tapi energi mereka sudah terkuras habis saat menghadapinya.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, secara resmi sudah melepas 157 peserta IUCC 2021 di Sabuga ITB, tepat pada pukul 05:00 WIB. Rute unik yang dilewati oleh peserta adalah Tol Cisumdawu (Cileunyi - Sumedang -- Dawuan). Ini jelas merupakan kesempatan langka bagi pesepeda. "Sudah kami izinkan melewati jalan tol. Mumpung belum dipakai, silakan nikmati 5-7 kilometer untuk berfoto-foto," ujar Kang Emil.
"Syukuri COVID sedang surut jadi enjoy the trip sambil tetap jaga protokol kesehatan dan diperhatikan keselamatan di jalan," lanjutnya. Adhika Aryaguna selaku Ketua Panitia menyebutkan bahwa salah satu tujuan IUCC 2021 adalah memperkenalkan Kampus ITB dan kawasan wisata lewat rute lomba dari Bandung sampai Cirebon. "Kampus ITB itu bukan hanya di Bandung, tetapi ada juga di Jatinangor dan Cirebon. Semoga sport tourism di Jawa Barat semakin maju," ungkap Dhika.
Peserta kategori 220K yang tidak start (DNS) tercatat ada 7 (tujuh) orang, termasuk M. Fadly yang merupakan seorang atlet. Sementara yang tidak finish (DNF) tercatat ada 11 (sebelas) orang. Total ada 56 pesepeda yang berhasil finish meski ada 3 (tiga) orang yang finish setelah COT. Peserta kategori 150K yang DNS tercatat ada 5 (lima) orang, sementara yang DNF ada 4 (empat) orang. Total ada 86 pesepeda yang berhasil finish.
Secara keseluruhan, untuk kategori 220K Male, pesepeda yang menjadi juara umum adalah Dzaki Wardana yang finish dengan waktu 08 jam 28 menit 48 detik, diikuti oleh Khan Burhan dengan waktu 09:47:54 dan Dony Brema dengan waktu 09:50:05. Kategori 220K Female, Gisza Gabriella berhasil menjadi juara umum dengan waktu 09 jam 50 menit 50 detik, diikuti oleh Annisa Meliana dengan waktu 10:17:35 dan Dini Sutoyo dengan waktu 12:15:06.
Dzaki tidak hanya menjadi juara umum kategori 220K Male tetapi juga menyabet gelar King of Mountain (KOM) di tanjakan Waduk Jatigede dengan waktu 02 jam 34 menit 07 detik, disusul oleh Donny Dwi Driandi dengan waktu 03:00:14 dan Akbar Siswanto dengan waktu 03:08:05. Gelar Queen of Mountain (QOM) jatuh pada Gisza Gabriella dengan waktu 03 jam 30 menit, disusul oleh Annisa Meliana dengan waktu 03:36:52 dan Dini Sutoyo dengan waktu 04:06:07.
Kategori 150K Male, Yuris Bayu berhasil menjadi juara umum dengan waktu 06 jam 30 menit 30 detik, diikuti oleh Sudarmanto Nugroho dengan waktu 06:42:22 dan Mochammad Slamet dengan waktu 06:55:16. Kategori 150K Female, Diva Purba berhasil menjadi juara umum dengan waktu 06 jam 54 menit 22 detik, diikuti oleh Sylvia Noveta dengan waktu 07:37:57 dan Siti Elisa Santy dengan waktu 08:34:48.
Namun gelar King of Mountain (KOM) di tanjakan Bukit Paralayang jatuh pada Mochammad Slamet dengan waktu 15 menit 33 detik, disusul oleh Yuris Bayu dengan waktu 16:32 dan Yusuf G dengan waktu 17:01. Gelar Queen of Mountain (QOM) jatuh pada Andi Ameera Sayaka Cakravastia dengan waktu 18 menit 02 detik, disusul oleh Metiyana Utama dengan waktu 22:55 dan Sylvia Noveta dengan waktu 23:32.
Kang Emil berharap kalau skala lomba edisi selanjutnya diperbesar tidak hanya di Bandung, Jawa Barat. "Mudah-mudahan nanti ada kegiatan seperti ini dengan skala lintas benua," katanya. "Saya perhatikan para alumni ini energinya sangat berlebihan. Kalau maraton biasa dibikin luar biasa dengan ultra maraton, cycling biasa pun dibikin ultra cycling challenge," lanjutnya.[]
0 Comments