Minggu, 3 Desember 2017. Hari yang penuh bahagia bagi Hera, sepupu sosok itu dari pihak istrinya. Setelah terpukul karena pernah keguguran, ia dan suaminya akhirnya dikaruniai seorang putra yang ganteng. Keenan Al-Khalifi Yuswiratama, lahir pada pukul 02.00 WIB, berat 3.270 gram, dan panjang 48,4 cm di RSIA Grha Bunda. "Hello world. My name is Keenan. I am 2 days old. This is my first photo," tulis Hera di Instastory-nya. Kebahagiaan yang paripurna. Hari-harinya pun dihiasi oleh tawa dan senyum.
Namun menjelang usia 4 bulan, awan gelap seperti menggelayuti kepalanya. Mas Keenan sakit-sakitan, hingga akhirnya pada hari Senin (2 April 2018) ia harus menghembuskan napas terakhir. Duka mendalam bagi Hera dan suaminya. Cobaan yang begitu berat. "Genggaman terakhir solehku. Genggaman yang mengisyarakatkan sejuta makna yang mungkin hanya kami yang dapat mengerti. Ikatan batin kami terlalu kuat, tak perlu banyak kata untuk bicara. Genggaman ini, genggaman yang tak ingin terlepas," tulisnya.
"Genggaman yang tak ingin terlepas saat terakhir kali kami saling menguatkan untuk menjemput perpisahan. Sampai kini saatnya tiba. Percayalah bahwa tak ada yang abadi di dunia ini. Selamat jalan, Sayang. Tenanglah di sana bersama pemilik-Mu yang sebenar-benarnya. Surga milikmu, Nak," lanjut Hera dengan hati pecah berkeping-keping. Setelah itu perjalanan hidupnya terasa berat. Amat berat. Masih teringat betapa bahagianya ia menjalani hidup bersama Keenan yang selalu senyum saat difoto meski lagi tidur.
"Iseng moto doi pas lagi tidur. Padahal udah pules, giliran jepret-jepret eh malah nyengir ni bocah. Emang narsis bener yaaak. Sadar kamera mulu meskipun lagi tidur tetep aja gaya," tulis Hera saat Mas Keenan masih berusia 2 bulan. Tidak mudah melupakan senyum manis putranya itu. 16 April 2018 ia menulis lagi, "Senyumannya adalah surga bagiku. Senyumannya adalah obat dari segala bentuk keluh kesah. Rasa letih, kecewa, dan sakit hati akan terasa samar setiap kali aku melihat senyumannya.
Semua mungkin takkan pernah kembali. Tapi senyumannya akan selalu abadi di dalam lubuk hati dan jiwa ini. Meski semua terasa singkat, tapi kenangannya akan selalu melekat. Tak pernah pudar dan abadi dalam memori ingatan. Sayang, maaf untuk semua ketidaksempurnaan Mama selama ini sebagai seorang ibu. Tak ada yang bisa Mama lakukan untuk menebus rasa bersalah Mama selain membalut semuanya dengan untaian doa dan lantunan ayat suci kepada-Nya.
Tak ada yang bisa Mama upayakan selain memohon dan lagi-lagi berharap kepada-Nya. Tak ada habisnya Mama meminta, dan selalu meminta untuk kebahagiaan dan ketenanganmu di Surga. Juga ketegaran bagi Mama-Papa di sini. Semoga Allah selalu meridhai terhadap apa yang kami harapkan selama ini yah, Nak. Salam sayang dan rindu selalu dari Mama-Papamu di sini." Sosok itu menarik napas panjang. Jujur, agak berat menuliskan ini, apalagi mengingat peristiwa empat tahun lalu itu.
ROG Phone 6
Setelah Keenan Terbenam, Terbitlah Shanum
Meski bertubuh kecil dan istri Sosok Itu bahkan sampai menyebut Hera sebagai perempuan yang rapuh. Ciri khasnya adalah perempuan Jawa yang lemah lembut, jalannya perlahan, begitu pula dengan cara ngomongnya. Akan tetapi penilaian itu salah karena ia pun bangkit dari kesedihannya. Ia memutuskan untuk 'resign' dan tidak butuh lama dirinya hamil kembali. Kebahagiaan menyeruak kembali. Matahari seolah-olah bersinar dengan begitu terang dan hangat.
Kamis, 14 Februari 2019 pagi, Arsyila Kinara Elshanum lahir dengan wajah cantiknya di rumah sakit yang sama. "Masya Allah. Alhamdulillah akhirnya bisa lihat view kek gini lagi," tulis Hera sambil memandang Shanum dan suaminya tidur berdampingan. "Bahagia itu sederhana. Kebahagiaan yang benar-benar tidak tergantikan oleh uang. Thanks to Allah. Sehat-sehat yah semua." Hari-harinya kembali dihiasi oleh tawa dan senyum. Ia sangat bersyukur bahwa Allah telah memberikan pengganti Keenan begitu cepat.
Namun cobaan baginya belum berakhir. Setelah usia 7 bulan, tiba-tiba saja Shanum demam tinggi. Hera panik, lalu menelepon istri Sosok Itu bagaimana baiknya. Hingga akhirnya dibawalah putrinya itu ke rumah sakit. Alhamdulillah membaik dan diperbolehkan pulang. Sehari kemudian demam kembali dan Shanum langsung dibawa ke rumah sakit. Takdir berkata lain, Arsyila Kinara Elshanum pun wafat pada 19 September 2019. Ibu siapa yang hatinya tidak teriris menghadapi itu semua.
"Di RS itu, aku bener-bener udah kayak orgil pas tahu Dede Shanum mulai demam tinggi. Aku gak bisa mikir jernih. Awalnya aku marah, berontak, dan banyak pertanyaan kenapa. Mengapa aku lagi? Kok bisa? Banyak banget isi hati aku yang ingin mencaci-maki Allah. Tapi ... ke sini-sininya aku wudhu, aku shalat, dan ternyata dokter bilang Dede harus masuk HCU. Aku mulai berpikir, kalau aku berontak dan aku gak nerima takdir, berarti aku sama aja gak percaya sama Allah.
Sama aja aku gak kasihan sama Dede. Awalnya aku masih kekeuh minta Dede buat berjuang di tengah-tengah rasa sakitnya, dipikir-pikir, kok aku egois. Aku hanya memikirkan kesenangan aku. Aku pikir, dengan Dede Shanum selalu bersama aku itulah yang terbaik. Padahal mungkin Allah punya rencana lain yang lebih indah. Akhirnya aku pasrahin sama Allah. Aku ganti doaku bukan lagi untuk selalu bersama Dede. Bukan lagi untuk kesembuhannya.
Tapi untuk kebaikan Dede Shanum dan juga kami sebagai orang tua. Akhirnya setelah aku ikhlas, Allah memudahkan Dede mengakhiri perjuangannya di HCU dan dia tersenyum di akhir hidupnya. Itu damai banget. Aku bener-bener nyaksiin anakku, mendampingi kepulangan anakku sampai titik akhir. Ternyata aku lebih lega melihat dia senyum kaya gitu. Meski udah gak sama aku, aku yakin di sana mereka bahagia. Tentunya sama Mas Keenan. Suatu saat, mudah-mudahan mereka berdua akan menjemput aku dan Aa."
Hera pun menulis di Instastory-nya, "Cara terbaik melepaskan orang yang engkau sayang adalah dengan ikhlas dan senyuman. Baik buruknya semua telah menjadi ketetapan-Mu ya Rabb. Kuatkan kami. Innalillahi wa innailaihi rajiun. Selamat jalan putri cantik, Elshanum. Bahagialah bersama Mas Keenan dan Nabi Ibrahim di sana. Kelak, jadilah syafaat bagi kami yang menyayangimu. Jemput Mama-Papa ke surga yah, Sayang."
ROG Phone 6
Menjadi Perempuan Tangguh
Kesehatan mental merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, termasuk membangun kesadaran akan pentingnya membangun mental yang kuat dan sehat. Sekadar tahu saja bahwa pada hari Senin kemarin, 10 Oktober telah ditetapkan sebagai Hari Kesehatan Mental Sedunia atau Hari Kesehatan Jiwa Sedunia yang diperingati setiap tahunnya. Hari penting ini dibentuk dan dideklarasikan langsung oleh World Federation of Mental Health (WFMH). Tema tahun ini adalah “Make Mental Health & Well Being for All a Global Priority”.
Bangkit dari keterpurukan itu tidak mudah, apalagi jika cobaan itu begitu berat dan melibatkan hati yang amat dalam. Hera adalah contohnya. Tentu tidak mudah bagi dirinya dan suaminya menghadapi semua itu. Musibah demi musibah menghantamnya dengan begitu keras. Untunglah ia dikelilingi oleh orang-orang yang begitu mengasihi dan mendampinginya. Perlahan tapi pasti, ia menjelma menjadi perempuan yang tangguh dan gahar, meski tidak terlihat dari perawakannya yang kecil.
"Masya Allah Tabarakallah. Dua kesayangan Mama yang paling tulus nerima kelebihan dan kekurangan Mama, yang bikin Mama merasa sangat hebat. Ternyata benar, pulangnya Keenan dan Shanum semakin membuktikan, kita bukanlah siapa-siapa. Dunia hanyalah sekejap, benar-benar sementara. Maka saatnya kami semua bermuhasabah diri karena kami tak pernah tahu, barangkali selanjutnya adalah giliran kami yang akan segera menyusul mereka. Tenang di surga-Nya ya, Sayang. Kalian berdua diasuh langsung oleh Nabi Ibrahim. Jemput Mama-Papa kelak."
Detik berdetak menjadi menit, lalu bergerak menuju jam dan berlanjut ke hitungan hari. Tanpa disadari, waktu berkelebat begitu cepat menjadi minggu, bulan, dan tahun. Perjalanan Hera dan suaminya masih panjang hingga akhirnya mereka kembali dikaruniai seorang putri cantik bernama Kirana. Usianya kini sudah menginjak lebih dari 1 tahun. Alhamdulillah masih sehat. Namun Hera tidak menuliskan kisahnya di media sosial. Ada kekhawatiran bahwa postingan sebelumnya tentang Keenan dan Shanum dihinggapi penyakit 'ain.
Sebagai penguat, ia menuliskan pesan ini. "Catatan kecil untuk diri ini. Wahai diri, kuatlah. Jangan pernah lelah untuk terus berjalan mencari ridha Ilahi. Kelak, lukamu akan berganti menjadi tawa. Kokohkan kakimu untuk berdiri di atas ketakwaan. Berserah dirilah pada Tuhanmu yang Esa. Percayalah bahwa Allah takkan membiarkanmu tertatih sendiri. Percayalah bahwa perjuanganmu saat ini akan mengantarkanmu pada kebahagiaan yang lebih kekal abadi.
Wahai hati, ikhlaslah. Bertahanlah. Teruslah berjalan hingga waktu menyerumu untuk kembali pulang. Ketika kau mulai lelah, ingatlah kedua malaikatmu masih setia menantimu. Untuk bersama menikmati indahnya surga di sana. Jangan lelah, terus pantaskan dirimu untuk bisa bersanding dengan kedua malaikat kecilmu. Hingga saatnya tiba, semua yang kau rindukan tak lagi semu." Pesan yang begitu dalam. Bukti yang tidak bisa dibantah bahwa dirinya memiliki kekuatan sebagai perempuan tangguh dan gahar.[]
0 Comments